Apa yang dimaksud dengan produksi dalam sistem ekonomi Islam? Menurut ekonomi syariah, Produksi adalah setiap kegiatan yang dilakukan untuk mendapatkan manfaat atau menambahkannya dengan cara mengeksplorasi sumber daya ekonomi yang disediakan Allah, sehingga menjadi maslahat, untuk memenuhi kebutuhan manusia.
Menurut Siddiqi (1992), kegiatan produksi adalah penyediaan barang dan jasa dengan memperhatikan nilai keadilan dan kebajikan atau kemanfaatan (mashlahah) bagi masyarakat. Menurutnya, sepanjang produsen telah bertindak adil dan membawa kebajikan bagi masyarakat maka ia telah bertindak islami. Jadi, kegiatan produksi dalam islam hendaknya berorientasi pada kebutuhan masyarakat luas.
Kata produksi adalah serapan dari bahasa inggris, yang sudah memiliki pengertian baku dalam bahasa Indonesia, sama dengan kata konsumsi dan distribusi. Dalam kamus bahasa inggris, production secara bahasa artinya adalah penghasilan.
Dalam ekonomi konvensional, produksi memiliki tujuan sesuai dengan konsep bisnis yang telah dibuat oleh perusahaan. Hal ini merupakan aktifitas yang menghasilkan barang dan jasa dengan memanfaatkan faktor-faktor produksi yang ada.
Teori ekonomi konvensional mengatakan bahwa produksi memiliki tujuan untuk memberikan pemahaman mengenai perilaku perusahaan, dalam membeli dan menggunakan setiap input yang ada dan menjual keluaran atau produk kepada konsumen. Lalu seperti apa konsep produksi dalam sistem ekonomi syariah? Kita akan bahas dibawah ini.
Daftar Isi
Produksi Menurut Islam Adalah
Dalam sumber hukum islam sendiri, yaitu Al-quran dan Hadist, ditemukan mengenai pentingnya aktifitas produksi untuk kesejahteraan manusia, baik secara individual maupun secara masyarakat.
Ada banyak sumber yang tercantum di quran, seperti QS. HUD ayat 37, yang menjelaskan suruhan terhadap nabi Nuh untuk melakukan produksi, mengerjakan perahu memangfaatan sumberdaya alam seperti kayu
Baca juga : Contoh Peluang Bisnis Syariah
Atau dalam QS. Al-Anbiyaa ayat 80 yang menceritakan Allah mengajarkan nabi Daud untuk memproduksi baju besi sebagai pelindung ketika peperangan terjadi. Kemudian nabi Daud diperintahkan untuk besyukur dan memberikan ilmunya tersebut kepada yang lain.
Ketika Nabi Muhammad hidup, dengan contoh yang cukup sederhana dan klasik, menurut Zaky Al Kaaf, nabi dapat menegaskan mengenai ekonomi produksi seperti :
- Mencari kayu bakar, yang mengisyaratkan rasullullah melakukan produksi
- Berusaha menjualnya, yang berarti mengerjakan distribusi, karena dengan menjual berarti produsen berusaha mendistribusikan barang miliknya kepada konsumen
- Memenuhi kebutuhan, berarti telah melakukan aktifitas konsumsi atau pemakaian barang.
“Tidak ada makanan yang dimakan oleh seseorang, yang lebih baik dari makanan yang merupakan usaha tangannya sendiri, karena Nabi Allah, Daud, makan dari hasil usaha tangannya sendiri” (HR. Bukhari)
Dari hadist diatas, kita dapat mengambil pelajaran bahwa makanan terbaik adalah makanan yang berasal dari hasil keringat atau usaha sendiri, serta tidak tergantung dari orang lain atau meminta-minta.
Prinsip Produksi dalam Islam
Dalam ekonomi islam, terdapat beberapa prinsip dalam melakukan produksi, diantaranya adalah sebagai berikut :
Prinsip Tauhid
Produksi dalam ekonomi islam haruslah berlandaskan ketuhanan. Tujuan ekonomi dan produksi ini adalah membantu manusia mendekatkan diri dengan tuhannya. Prinsip tauhid adalah landasan fundamental dalam ajaran agama islam.
Dan berdasarkan prinsip inilah, bahwa produsen tidak boleh melanggar batas, aturan, hukum dan aktifitas produksi yang melampaui batas. Prinsip ini mengajarkan bahwa manusia dibebaskan dari belenggu materialistik namun secara mutlak tidak ditolak.
Apa yang dihasilkan dari produksi ini, adalah memberikan barang dan jasa yang baik dan halal. Sumber modal pun berasal dari dana yang halal, terbebas dari proses ribawi, gharar, maisir dan riswah. Selain itu sebagai pemilik perusahan, harus juga memperhatikan hak hak karyawannya
Baca juga : Contoh Bisnis Online Syariah
Prinsip kemanusiaan
Prinsip kemanusiaan pertama adalah kewajiban manusia dalam menyembah Allah dan memakmurkan bumi. Kemudian adanya perbedaan kapasitas diantara manusia, yang menjadi ujian untuk meningkatkan kemampuan masyarakat.
Akibatnya, kegiatan produksi tidak hanya berorientasi terhadap profit, akan tetapi juga memperhatikan kualitas masyarakat, mengabdi kepada Allah, memberikan manfaat sebesar-besarnya kepada manusia dan alam. Kemudian produksi bisa saling membantu atau bekerja sama berlandaskan kepentingan masing-masing yang tidak melanggar aturan
Sehingga, kegiatan produksi diarahkan untuk kesejahteraan bersama, mengelola sumber daya menjadi hak setiap manusia, produksi sebagai manifestasi ketundukan kepada Pencipta, dan meningkatkan kesejahteraan bersama yang berbasis kemanusiaan
Prinsip Keadilan
Al-‘Adl merupakan sikap tidak berat sebelah, berlaku sama dengan siapa pun. Prinsip ini akan meningkatkan kapasitas produksi, dengan tujuan mempebesar volume kesejahteraan manusia secara umum.
Konsep keadilan dalam islam bersifat distributif, yaitu pihak yang terlibat mendapatkan porsi kesejahteraan sesuai input yang diberikan dan juga hak masyarakat atau konsumen sebagai stakeholder juga harus dipenuhi produsen
Prinsip Kebaikan
Prinsip al-maslahah merupakan prinsip yang mengajarkan bahwa manusia harus melakukan sebanyak mungkin kebaikan dalam hidupnya. Dalam dimensi vertikal, berarti berupa perintah langsung dari pencipta, dan dalam dimensi horizontal yaitu bagaimana melakukan hal baik terhadap sesama mahluk hidup
Dalam menerapkan prinsip ini, produsen tidak bisa sesuka hati mengekploitasi dan mengekplorasi sumber daya alam, terutama yang berkaitan langsung dengan hajat hidup orang banyak. Produksi yang dilakukan haruslah berkesinambungan dan memberikan kebaikan bagi sekitar
Tujuan Produksi dalam Islam
Produksi dalam ekonomi islam sangat dianjurkan pengemabangannya, karena dalam islam sendiri adanya larangan terhadap tenaga manusia dan komoditas yang terlantar begitu saja, tanpa dimanfaatkan untuk kemaslahatan bersama. Meningkatkan produktifitas melalui iqtan (ketekunan).
Marthon (2001 : 52) berpendapat bahwa tujuan produksi antara lain adalah materialisme yang mengandung makna utility dan spiritualisme dengan makna ibadah. Tujuan utama produksi bukan hanya mendapatkan profit dan omset yang besar, tetapi juga ada tujuan jangka panjang yaitu ukhrawi, mengingat kembali tujuan utama penciptaan manusia untuk beribadah kepada Allah.
Tujuan produksi dalam perspektif fikih menurut Ibnu Ahmad (2010:62) antara lain :
- Mewujudkan keuntungan seoptimal mungkin
- Mewujudkan kecukupan individu dalam keluarga
- Tidak mengandalkan orang lain
- Melindungi harta dan mengembangkannya
- Mengekplorasi sumber ekonomi dan menggunakannya untuk dimanfaatkan
- Pembebasan dari belenggu taqlid ekonomi
Baca juga : Peluang Usaha Unik Buat Mahasiswa
Implementasi Produksi dalam Islam
Dalam pencapaian produksi yang diinginkan, maka perlu adanya target hasil yang tidak hanya berorientasi terhadap profit, tapi juga benefit.
Langkah implementasi produksi dengan mengaitkannya bersama ekonomi syariah adalah dengan memasukkan prinsip prinsip moral yang ada dalam ajaran islam. Seperti dibawah ini :
Implementasi prinsip tauhid
Bagaimana bentuk penerapan produksi dalam prinsip tauhid? Produsen menghindari diri dari bisnis dan produksi yang bertentangan dengan syariat, sehingga upah ketika berproduksi juga untuk memperoleh ridha Allah.
Akibatnya, produsen akan mendapatkan modal dan keuntungan yang halal, terbebas dari riba, gharar atau maisir. Adanya motivasi ibadah, sehingga produsen akan memberikan manfaat sebanyak mungkin terhadap produknya kepada konsumen.
Implementasi prinsip kemanusiaan
Bagaimana memberlakukan prinsip kemanusian dalam produksi? Hal ini akan memberikan kesempatan bagi manusia untuk mengaktualisasikan kemampuan ekonominya. Produsen akan menghasilkan barang dan jasa berdasarkan apa yang dibutuhkan untuk memudahkan kehidupan dunia.
Selain itu, produsen akan fokus memperoleh keuntungan lain yaitu social return, terutama bagi kelompok yang membutuhkan. Produsen tidak akan memproduksi barang atau jasa yang menimbulkan mudharat atau menghancurkan martabat manusia. Tentunya juga hasil akhirnya akan menjaga persaudaraan sesama manusia.
Implementasi prinsip keadilan
Bagaimana penerapan keadilan dalam produksi? Artinya menegakkan hak, kewajiban dan tanggung jawab masing-masing sesuai kapasitasnya.
Produsen harus memenuhi hak pekerja, membayar zakat, dan mengadakan program CSR. Kemudian menerapkan mekanisme bagi hasil atau mudharabah dan musyarakah dalam transaksi permodalan.
Selain itu bentuk keadilan juga dapat berupa usaha untuk melestarikan sumber daya alam, merekayasa sektor produksi yang padat karya supaya memberikan kesempatan kerja bagi mereka yang masih menganggur.
Implementasi prinsip kebaikan
Terakhir, penerapan prinsip kebaikan dalam produksi berarti kebiakan menyeluruh terhadap semua elemen dan lapisan masyarakat. Kebaikan yang diberikan memberikan manfaat dalam pengelolaan modal, proses, dan hasil produksi.
Adanya penghargaan terhadap kinerja, karyawan, manajemen, perhitungan transaksi yang transparan dan akuntabel, pengambilan keputusan yang baik, cara menyikapi kompetitor, dan memperhatikan bagaimana cara dan hasil produksi supaya tetap halal dan baik bagi konsumen.
Penutup
Islam tidak hanya mengajarkan tentang akidah, syariah dan beribadah, tetapi juga mengajarkan muamalah, atau hubungan transaksi ekonomi antar manusia. Prinsip ekonomi islam yang sering disebut ekonomi syariah, saat ini sedang trend dan kamu bisa mencari sumber referensi yang lebih lengkap di internet atau buku buku lainnya.
Demikian pembahasan ukmsumut mengenai Konsep Produksi, Prinsip, Tujuan dan Implementasi Produksi dalam Islam kali ini, apakah kamu sudah mengerti mengenai konsep ekonomi syariah? Bila ada pertanyaan, silahkan hubungi kami di halaman kontak untuk bertanya seputar materi diatas. Terimakasih.